Friday, November 29, 2013

Makalah Kebudayaan Sumatera

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.          Latar Belakang Masalah
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Nama Provinsi Sumatera Barat bermula pada zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), dimana sebutan wilayah untuk kawasan pesisir barat Sumatera adalah Hoofdcomptoir van Sumatra's westkust. Kemudian dengan semakin menguatnya pengaruh politik dan ekonomi VOC, sampai abad ke 18 wilayah administratif ini telah mencangkup kawasan pantai barat Sumatera mulai dari Barus sampai Inderapura.

1.2.         Rumusan Masalah

1.      Bagaimana awal mula Sumatera?
2.      Apa saja pariwisata yang terdapat di Sumatera?
3.      Apa saja Seni dan Budaya khas Sumatera?
4.      Bagaimana melestarikan budaya?

1.3.         Tujuan Penulisan

             Tujuan dibuatnya makalah ini adalah penulis ingin memberikan atau memperluas                              pengetahuan masyarakat tentang menjaga dan melestarikan kebudayaan,namun di                            sini saya mengambil kebudayaan Sumatera.


BAB II
PEMBAHASAN

         2.1.   Sumatera
Pada abad ke-16 hingga ke-20 Masehi, pantai barat Sumatra pernah menjadi titik pusaran peradaban dan jalur perdagangan internasional. Masyarakat di pantai yang berhadapan dengan Samudra Hindia it u berhubungan dengan beberapa Negara, seperti Belanda, Portugis, Inggris, China dan India.
Kota Barus, Singkil, dan Kota Natal merupakan titik-titk pusaran pradaban, termasuk pusat penyebaran agama Hindu, Budha,Islam pada masa itu. Posisi di muara sungai membuat kota –kota ini menjadi pintu masuk yang strategis bagi dunia
Barus sekarang-yang terletak beberapa kilometer dari barus lama-hanyalah sebuah kecamatan. Beberapa bangunan, perumahan, tempat pelelangan ikan dan pangkalan pendaratan ikan di pelabuhan lama itu kusut  tak terawat. Tak sedikit  orang yang tidak mengetahui barus

2.2.   Pariwisata yang terdapat di Sumatera 
Sumatera Barat merupakan salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia. Fasilitas wisatanya yang cukup baik, serta sering diadakannya berbagai festival dan even internasional, menjadi pendorong datangnya wisatawan ke provinsi ini. Beberapa kegiatan internasional yang diselenggarakan untuk menunjang pariwisata Sumatera Barat adalah lomba balap sepeda Tour de Singkarak, even paralayang Event Fly for Fun in Lake Maninjau, serta kejuaraan selancar Mentawai International Pro Surf Competition.
Sumatera Barat memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, gunung, dan ngarai. Selain itu pariwisata Sumatera Barat juga banyak menjual budayanya yang khas, seperti Festival Tabuik, Festival Rendang, permainan kim, dan seni bertenun. Disamping wisata alam dan budaya, Sumatera Barat juga terkenal dengan wisata kulinernya.
Sumatera Barat memiliki akomodasi wisata, seperti hotel dan agen perjalanan yang cukup baik. Pada akhir tahun 2012, provinsi ini telah memiliki 221 hotel dengan jumlah kamar mencapai 5.835 unit. Namun hotel-hotel berbintang lima dan empat, hanya terdapat di Padang dan Bukittinggi. Sedangkan untuk agen perjalanan di bawah keanggotaan ASITA, Sumatera Barat sudah memiliki lebih dari 100 agen. Untuk melengkapi fasilitas penunjang pariwisata, pemerintah juga menyediakan kereta api wisata yang beroperasi pada waktu tertentu.
*      Daftar objek wisata

1.      Istano Basa Pagaruyung  
2.      Istano Silinduang Bulan              
3.      Danau Singkarak              
4.      Danau Maninjau dan Puncak Lawang Embun Pagi                    
5.      Danau Diatas dan Danau Dibawah                     
6.      Danau Talang       
7.      Ngarai Sianok                  
8.      Jam Gadang                     
9.      Benteng Fort de Kock                 
10.  Lembah Anai                               
11.  Lembah Harau     
12.  Panorama Tabek Patah                 
13.  Puncak Pato                     
14.  Jembatan akar                    
15.  Puncak Langkisau
16.  Museum Adityawarman  
17.  Pantai Air Manis  
18.  Pantai Caroline     
19.  Pantai Muaro        
20.  Pulau Sikuai         
21.  Pantai Gandoriah             
22.  Pantai Arta                       
23.  Rimbo Panti                     
24.  Museum Kereta Api Sawahlunto             
25.  Lubang Suro                    
26.  Lubang Jepang                 
27.  Taman Margasatwa Kinantan                  
28.  Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau   
29.  Rumah Puisi Taufiq Ismail                       


2.3   Seni dan Budaya khas Sumatera
·        Musik
Saluang  nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatera Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional saluang, bansi, talempong, rabab, pupuik, serunai, dan gandang tabuik.
Ada pula saluang jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita berlagu) yang diiringi saluang yang dikenal juga dengan nama sijobang. Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau.
·        Tarian Tradisional
Secara garis besar seni tari dari Sumatera Barat adalah dari adat budaya etnis Minangkabau dan etnis Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau umumnya dipengaruhi oleh agama Islam, keunikan adat matrilineal dan kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari tradisi yang bersifat klasik, di antaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Payung, dan Tari Indang. Sementara itu terdapat pula suatu pertunjukan khas etnis Minangkabau lainnya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang disebut silek dengan tarian, nyanyian dan seni peran (acting) yang dikenal dengan nama Randai.
Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Laggai. Tarian Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung, tari monyet, tari ayam, tari ular dan sebagainya.
·        Rumah Adat
Rumah adat Sumatera Barat khususnya dari etnis Minangkabau disebut Rumah Gadang. Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun. Tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut namun belum menikah.
Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bahagian muka dan belakang, umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti berbentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau, masyarakat setempat menyebutnya Gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Rumah Bagonjong  ini menurut masyarakat setempat diilhami dari tambo, yang mengisahkan kedatangan nenek moyang mereka dengan kapal dari laut. Ciri khas lain rumah adat ini adalah tidak memakai paku besi tapi menggunakan pasak dari kayu, namun cukup kuat sebagai pengikat.[
Sementara etnis Mentawai juga memiliki rumah adat yang berbentuk rumah panggung besar dengan tinggi lantai dari tanah mencapai satu meter yang disebut dengan uma.Uma ini dihuni oleh secara bersama oleh lima sampai sepuluh keluarga. Secara umum konstruksi uma ini dibangun tanpa menggunakan paku, tetapi dipasak dengan kayu serta sistem sambungan silang bertakik.
·        Masakan khas
Dalam dunia kuliner, Sumatera Barat terkenal dengan masakan Padang dan restoran Padang dengan citarasa yang pedas. Masakan Padang dapat ditemui hampir di seluruh penjuru Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri. Beberapa contoh makanan dari Sumatera Barat yang cukup populer adalah Rendang, Sate Padang, Dendeng Balado, Itiak Lado Mudo, Soto Padang, dan Bubur Kampiun.
Setiap kawasan di Sumatera Barat, memiliki makanan sebagai ciri khas daerah, yang biasa dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) misalnya: Padang terkenal dengan bengkuang, Padang Panjang terkenal dengan pergedel jaguang, Bukittinggi dengan karupuak sanjai, Payakumbuh dengan galamai. Selain itu Sumatera Barat juga memiliki ratusan resep, seperti kipang kacang, bareh randang, dakak-dakak, rakik maco, pinyaram, Karupuak Balado, dan termasuk juga menghasilkan Kopi Luwak.

2.4.   Bagaimana melestarikan budaya
Indonesia dengan letak geografis sebagai Negara kepulauan memiliki aneka ragam adat dan budaya daerah yang tersebar merata di seluruh tanah air. Bentuk geogtafis kepulauan ini di satu sisi juga perlu diwaspadai oleh para generasi muda akan pelestarian aneka ragam budayanya.
Bukan hal baru lagi bahwa telah sangat banyak budaya-budaya yang kita miliki perlahan-lahan diakui secara sepihak oleh Negara tetangga, hanya bias mengelus dada. Lagi-lagi kita tidak dapat berkutik.
Ada beberapa cara salah satunya adalah Mengenali dan bangga akan budaya daerah. Budaya daerah banyak yang hilang dikikis zaman oleh sebab kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya. Sebagai contoh; anak-anak kecil zaman sekarang saat ditanya mainan, mereka lebih memilih mainan modern daripada mainan tradisional



BAB III
PENUTUP

3.1.   Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan penulis dalam pemekaran sebuah kota adalah bagaimana menciptakan suatu perkembangan yang mampu memberikan kesan yang berkesinambungan bagi warga dan penghuninya. Saran penulis kita harus melestarikan budaya kita agar tidak punah atau terlupakan


Daftar Pustaka


Friday, November 22, 2013

Resensi Artikel

Kota Dunia yang Terlupakan



Judul Artikel               : Kota dunia yang terlupakan

Penulis                       : Gatot Widakdo/Hamzirwan

Penerbit                     : Kompas

Terbit                          : 25 September 2013

Tema                          : Kebudayaan

No Halaman               : Halaman 33





Contoh Resensi Artikel ini adalah sebagai berikut :

Berkendara sejauh 3.325 kilometer mulai  dari titik 0 di Sabang,Pulau Weh, lalu menyebrang ke Banda Aceh, untuk selanjutnya menyusuri pantai barat Sumatera hingga Bandar Lampung, sungguh melelahkan sekaligus menyenangkan

Pada abad ke-16 hingga ke-20 Masehi, pantai barat Sumatra pernah menjadi titi pusaran peradaban dan jalur perdagangan internasional. Masyarakat di pantai yang berhadapan dengan Samudra Hindia it u berhubungan dengan beberapa Negara, seperti Belanda, Portugis, Inggris, China dan India.

Kota Barus, Singkil, dan Kota Natal merupakan titik-titk pusaran pradaban, termasuk pusat penyebaran agama Hindu, Budha,Islam pada masa itu. Posisi di muara sungai membuat kota –kota ini menjadi pintu masuk yang strategis bagi dunia

Barus sekarang-yang terletak beberapa kilometer dari barus lama-hanyalah sebuah kecamatan. Beberapa bangunan, perumahan, tempat pelelangan ikan dan pangkalan pendaratan ikan di pelabuhan lama itu kusut  tak terawat. Tak sedikit  orang yang tidak mengetahui barus



  • Keunggulannya  artikel ini adalah dalam artikel ini penulis membahas sejarah pulau sumatrea yang terlupakan



  • Kelemahannya   artikel ini adalah dalam artikel ini sang penulis hanya membahas sejarah satu pulau saja



  • Pendapat akhir   dalam pemekaran sebuah kota adalah bagaimana menciptakan suatu perkembangan yang mampu memberikan kesan yang berkesinambungan bagi warga dan penghuninya



  • Saran   kita harus melestarikan budaya kita agar tidak punah atau terlupakan