BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Nama Provinsi Sumatera Barat bermula pada zaman Vereenigde Oostindische
Compagnie (VOC), dimana sebutan wilayah untuk kawasan pesisir barat Sumatera
adalah Hoofdcomptoir van Sumatra's westkust. Kemudian dengan semakin menguatnya
pengaruh politik dan ekonomi VOC, sampai abad ke 18 wilayah administratif ini
telah mencangkup kawasan pantai barat Sumatera mulai dari Barus sampai
Inderapura.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana awal mula Sumatera?
2.
Apa saja pariwisata yang terdapat di
Sumatera?
3.
Apa saja Seni dan Budaya khas
Sumatera?
4.
Bagaimana melestarikan budaya?
1.3.
Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah penulis ingin memberikan atau
memperluas pengetahuan masyarakat tentang menjaga dan melestarikan kebudayaan,namun
di sini saya mengambil kebudayaan Sumatera.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sumatera
Pada abad ke-16 hingga ke-20 Masehi, pantai barat Sumatra pernah menjadi
titik pusaran peradaban dan jalur perdagangan internasional. Masyarakat di
pantai yang berhadapan dengan Samudra Hindia it u berhubungan dengan beberapa
Negara, seperti Belanda, Portugis, Inggris, China dan India.
Kota Barus, Singkil, dan Kota Natal merupakan titik-titk pusaran
pradaban, termasuk pusat penyebaran agama Hindu, Budha,Islam pada masa itu.
Posisi di muara sungai membuat kota –kota ini menjadi pintu masuk yang
strategis bagi dunia
Barus sekarang-yang terletak beberapa kilometer dari barus lama-hanyalah
sebuah kecamatan. Beberapa bangunan, perumahan, tempat pelelangan ikan dan
pangkalan pendaratan ikan di pelabuhan lama itu kusut tak terawat. Tak sedikit orang yang tidak mengetahui barus
2.2. Pariwisata yang terdapat di Sumatera
Sumatera Barat merupakan salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia.
Fasilitas wisatanya yang cukup baik, serta sering diadakannya berbagai festival
dan even internasional, menjadi pendorong datangnya wisatawan ke provinsi ini.
Beberapa kegiatan internasional yang diselenggarakan untuk menunjang pariwisata
Sumatera Barat adalah lomba balap sepeda Tour de Singkarak, even paralayang
Event Fly for Fun in Lake Maninjau, serta kejuaraan selancar Mentawai International
Pro Surf Competition.
Sumatera Barat memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti
laut, pantai, danau, gunung, dan ngarai. Selain itu pariwisata Sumatera Barat
juga banyak menjual budayanya yang khas, seperti Festival Tabuik, Festival
Rendang, permainan kim, dan seni bertenun. Disamping wisata alam dan budaya,
Sumatera Barat juga terkenal dengan wisata kulinernya.
Sumatera Barat memiliki akomodasi wisata, seperti hotel dan agen
perjalanan yang cukup baik. Pada akhir tahun 2012, provinsi ini telah memiliki
221 hotel dengan jumlah kamar mencapai 5.835 unit. Namun hotel-hotel berbintang
lima dan empat, hanya terdapat di Padang dan Bukittinggi. Sedangkan untuk agen perjalanan
di bawah keanggotaan ASITA, Sumatera Barat sudah memiliki lebih dari 100 agen.
Untuk melengkapi fasilitas penunjang pariwisata, pemerintah juga menyediakan
kereta api wisata yang beroperasi pada waktu tertentu.
Daftar objek wisata
1.
Istano Basa Pagaruyung
2.
Istano Silinduang Bulan
3.
Danau Singkarak
4.
Danau Maninjau dan Puncak Lawang Embun
Pagi
5.
Danau Diatas dan Danau Dibawah
6.
Danau Talang
7.
Ngarai Sianok
8.
Jam Gadang
9.
Benteng Fort de Kock
10.
Lembah Anai
11.
Lembah Harau
12.
Panorama Tabek Patah
13.
Puncak Pato
14.
Jembatan akar
15.
Puncak Langkisau
16.
Museum Adityawarman
17.
Pantai Air Manis
18.
Pantai Caroline
19.
Pantai Muaro
20.
Pulau Sikuai
21.
Pantai Gandoriah
22.
Pantai Arta
23.
Rimbo Panti
24.
Museum Kereta Api Sawahlunto
25.
Lubang Suro
26.
Lubang Jepang
27.
Taman Margasatwa Kinantan
28.
Pusat Dokumentasi dan Informasi
Kebudayaan Minangkabau
29.
Rumah Puisi Taufiq Ismail
2.3 Seni dan Budaya khas Sumatera
·
Musik
Saluang nuansa Minangkabau yang
ada di dalam setiap musik Sumatera Barat yang dicampur dengan jenis musik
apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di
masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis
apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik
pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional saluang, bansi,
talempong, rabab, pupuik, serunai, dan gandang tabuik.
Ada pula saluang jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita berlagu)
yang diiringi saluang yang dikenal juga dengan nama sijobang. Musik Minangkabau
berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat
melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki
rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman
yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau.
·
Tarian Tradisional
Secara garis besar seni tari dari Sumatera Barat adalah dari adat budaya
etnis Minangkabau dan etnis Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau umumnya
dipengaruhi oleh agama Islam, keunikan adat matrilineal dan kebiasan merantau
masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari tradisi yang
bersifat klasik, di antaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Payung, dan
Tari Indang. Sementara itu terdapat pula suatu pertunjukan khas etnis
Minangkabau lainnya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang disebut
silek dengan tarian, nyanyian dan seni peran (acting) yang dikenal dengan nama
Randai.
Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Laggai. Tarian
Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga
judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung,
tari monyet, tari ayam, tari ular dan sebagainya.
·
Rumah Adat
Rumah adat Sumatera Barat khususnya dari etnis Minangkabau disebut Rumah
Gadang. Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga
induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun. Tidak jauh dari komplek
rumah gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi
sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut namun
belum menikah.
Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas
dua bahagian muka dan belakang, umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan
seperti berbentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk
kerbau, masyarakat setempat menyebutnya Gonjong dan dahulunya atap ini berbahan
ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Rumah Bagonjong ini menurut masyarakat setempat diilhami dari
tambo, yang mengisahkan kedatangan nenek moyang mereka dengan kapal dari laut.
Ciri khas lain rumah adat ini adalah tidak memakai paku besi tapi menggunakan
pasak dari kayu, namun cukup kuat sebagai pengikat.[
Sementara etnis Mentawai juga memiliki rumah adat yang berbentuk rumah
panggung besar dengan tinggi lantai dari tanah mencapai satu meter yang disebut
dengan uma.Uma ini dihuni oleh secara bersama oleh lima sampai sepuluh
keluarga. Secara umum konstruksi uma ini dibangun tanpa menggunakan paku,
tetapi dipasak dengan kayu serta sistem sambungan silang bertakik.
·
Masakan khas
Dalam dunia kuliner, Sumatera Barat terkenal dengan masakan Padang dan
restoran Padang dengan citarasa yang pedas. Masakan Padang dapat ditemui hampir
di seluruh penjuru Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri. Beberapa contoh
makanan dari Sumatera Barat yang cukup populer adalah Rendang, Sate Padang,
Dendeng Balado, Itiak Lado Mudo, Soto Padang, dan Bubur Kampiun.
Setiap kawasan di Sumatera Barat, memiliki makanan sebagai ciri khas
daerah, yang biasa dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) misalnya: Padang
terkenal dengan bengkuang, Padang Panjang terkenal dengan pergedel jaguang,
Bukittinggi dengan karupuak sanjai, Payakumbuh dengan galamai. Selain itu
Sumatera Barat juga memiliki ratusan resep, seperti kipang kacang, bareh
randang, dakak-dakak, rakik maco, pinyaram, Karupuak Balado, dan termasuk juga
menghasilkan Kopi Luwak.
2.4. Bagaimana melestarikan budaya
Indonesia dengan letak geografis sebagai Negara kepulauan memiliki aneka
ragam adat dan budaya daerah yang tersebar merata di seluruh tanah air. Bentuk geogtafis
kepulauan ini di satu sisi juga perlu diwaspadai oleh para generasi muda akan
pelestarian aneka ragam budayanya.
Bukan hal baru lagi bahwa telah sangat banyak budaya-budaya yang kita
miliki perlahan-lahan diakui secara sepihak oleh Negara tetangga, hanya bias mengelus
dada. Lagi-lagi kita tidak dapat berkutik.
Ada beberapa cara salah satunya adalah Mengenali dan bangga akan budaya
daerah. Budaya daerah banyak yang hilang dikikis zaman oleh sebab kita sendiri
yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya. Sebagai contoh; anak-anak kecil
zaman sekarang saat ditanya mainan, mereka lebih memilih mainan modern daripada
mainan tradisional
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan penulis dalam pemekaran sebuah kota adalah bagaimana
menciptakan suatu perkembangan yang mampu memberikan kesan yang berkesinambungan
bagi warga dan penghuninya. Saran penulis kita harus melestarikan budaya kita
agar tidak punah atau terlupakan
Daftar Pustaka