Pendahuluan
Indonesia kaya akan budayanya yang sangat beragam
dikarnakan indonesia terdiri dari berbagai macam suku, ras, dan budaya serta
merupakan negara kepulauan yang cukup luas
Berbagai aspek kebudayaan Indonesia: Bendera Merah
Putih, Wayang Kulit, Garuda Pancasila, Keris, Nusantara, Candi Borobudur,
tarian Papua, Masjid Raya Baiturrahman, Rumah Gadang Minangkabau, ukiran kayu
khas Toraja, Sate, Angklung, tari Pendet dari Bali, Tumpeng, Gamelan, serta
Batik dan Songket.
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan
nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di
Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Kebudayaan
nasional
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar
Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini
merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin
lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi
nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh
Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari
suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan
menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk
pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa
menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili
identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri
khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia
berdasarkan jenisnya:
Rumah
adat
Berikut adalah daftar rumah adat di Indonesia:
·
Aceh:
1.
Rumoh Aceh
2.
Rumah Krong Bade
·
Sumatera Utara:
1.
Rumah Balai Batak Toba
2.
Rumah Bolon
3.
Omo Sebua (Nias)
·
Sumatera Barat:
1.
Rumah Gadang
2.
Uma (Mentawai)
·
Riau:
1.
Selaso Jatuh Kembar
2.
Lontiok
·
Kepulauan Riau:
1.
Rumah Belah Bubung
·
Jambi:
1.
Rumah Panggung
2.
Rumah Betiang
3.
Bangka Belitung: Rumah Rakit
·
Bengkulu:
1.
Rumah Bubungan Lima
·
Sumatera Selatan:
1.
Rumah Limas
2.
Rumah Ulu
·
Lampung:
1.
Nuwo Sesat
·
Jakarta:
1.
Rumah Kebaya
·
Jawa Barat dan Banten:
1.
Rumah Kesepuhan
·
Yogyakarta:
1.
Bangsal Kencono
·
Jawa:
1.
Joglo (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
2.
Tanean Lanjhang (Madura)
·
Bali:
1.
Gapura Candi Bentar
·
Nusa Tenggara Barat:
1.
Rumah Dalam Loka Samawa (Lombok)
·
Nusa Tenggara Timur:
1.
Lopo
2.
Sao Ata Mosa Lakitana
3.
Rumah Musalaki
·
Kalimantan Barat:
1.
Rumah Panjang
·
Kalimantan Selatan :
1.
Rumah Banjar
·
Kalimantan Tengah:
1.
Rumah Betang
·
Kalimantan Timur:
1.
Rumah Lamin
·
Sulawesi Selatan:
1.
Bola Soba (Bugis Bone)
2.
Balla Lompoa (Makassar Gowa)
·
Sulawesi Barat:
1.
Tongkonan (Tana Toraja)
·
Sulawesi Tenggara:
1.
Istana Buton
2.
Laikas
·
Sulawesi Utara:
1.
Rumah Bolaang Mongondow
·
Sulawesi Tengah:
1.
Souraja
·
Gorontalo:
1.
Bandayo Po Boide
2.
Dulohupa
·
Maluku:
1.
Balieu (dari bahasa Portugis)
·
Maluku Utara:
1.
Sasadu
·
Papua:
1.
Honai
·
Papua Barat:
1.
Kambik (suku Moi)
2.
Rumsram (Biak)
3.
Jew (Asmat)
4.
Harit (Maybrat-Teminabuan)
5.
Kun (suku-suku sekitar DAS
Mamberamo-Sarmi)
Tarian
Tarian Indonesia mencerminkan
kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih
dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa
Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri
tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi.
Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di
Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian
dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang
dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di
Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah,
seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah,
era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat
terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum
bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan
tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan
tari kontemporer.
Lagu
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu
kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan
menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat
lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias
noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan,
namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya
memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk
Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar lagu
nasional Indonesia
Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa
lagu nasional atau lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi
para pejuang pada masa perang kemerdekaan.
Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu
patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol
suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu
resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan
Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.
Musik
Identitas musik Indonesia mulai ketika
budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua
Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan
instrumen perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik
yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote,
angklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa
dan Bali
Musik di Indonesia sangat beragam
dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh
dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri. Indonesia
memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas.
Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan
keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut.
Seni
Gambar
Jawa: Wayang
Sumatera Utara: Tortor
Seni
Patung
Jawa: Patung Buto
Bali: Garuda Wisnu Kencana
Papua: Asmat
Pakaian
Adat
Berikut adalah daftar pakaian adat di Indonesia:
· Aceh:
Ulee Balang
Sumatera Utara:
Ulos
Suri-suri
Gotong
Gara Gara/Beka buluh
Baru Oholu dan Õröba Si’öli (Nias)
· Sumatera Barat (Minang):
Anak Daro
Marapule
Minang Roki
Pakaian Penghulu
Pakaian Bundo Kanduang
·
Riau/Jambi (Melayu):
Baju Kurung, Sarung dan Songkok
Kebaya Laboh
Cekak Musang
Teluk Belanga
Bangka Belitung:
Kain Cual, Paksian dan Sungkon
·
Sumatera Selatan:
Songket
Aesan Gede
·
Lampung:
Tapis
Kikat dan Ketupung
·
Jakarta:
Baju Koko dan Caping
Kebaya Encim/Hwa Kun dan Kembang Goyang
·
Jawa:
Batik
Beskap dan Blangkon
Kebaya
Dodotan
Baju Pesa'an (Madura)
Kebaya Rancongan (Madura)
·
Bali:
Kemben
Kancrik
Kain gringsing
·
Nusa Tenggara Timur:
Tenun Ikat
Pakaian Tais
Beti / Taimuti
·
Kalimantan Barat:
King Baba
King Bibinge
Burai King Burai
·
Kalimantan Timur:
Sarung Samarinda
·
Sulawesi Utara (Minahasa):
Wuyang
Pasalongan Rinegetan
Baju Kurai
Baju Banjang
Baju Ikan Duyung
Tonaas Wangko/Walian Wangko
·
Sulawesi Tengah (Toraja):
Kondi Limanan
Kalando Limanan
·
Sulawesi Selatan (Bugis/Makassar):
Baju Bodo
Jas Tutup
Baju La'bu
·
Maluku
Baju Cele
·
Papua:
Manawou
Koteka/Holim, Yokal dan Sali (suku Dani)
Pummi dan Tok (suku Asmat)
·
Papua Barat:
Ewer
Seni
Suara
Jawa: Sinden
Sumatera Utara: Talibun
Gorontalo: Dikili
Seni
Sastra
Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang
melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah
"Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama
dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra
yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk
kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa
Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini
dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia,
terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei),
demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.
Makanan
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam
budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar
6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara
umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari
rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur,
kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak
menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan
yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan
Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang
dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.
Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong
(beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia
namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong,
dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar
makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan
atau sayur disisi piring.
Film
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan
berdirinya bioskop pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah
Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang menayangkan berbagai film bisu.
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di
Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan
dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat
dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda,
wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor
lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada
tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.
Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang
panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika
film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat
itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain.
Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander,
Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, Desy Ratnasari.
Selain film-film komersil, juga ada banyak film
film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang
berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine
Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh
Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan
anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku
Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi
karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth,
Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali
kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada
tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia